Abstract:
Minuman keras adalah minuman yang mengandung zat beracun dan psikoakif.
Minuman keras tidak hanya dikonsumsi oleh remaja tetapi juga pada dewasa.
Awal mula individu mengonsumsi keras karena memiliki masalah, rasa penasaran,
dan ingin mencoba-coba serta mengikuti ajakan teman atau ditandai dengan istilah
konformitas. Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah konformitas yang terjadi
pada remaja dan dewasa yang mengonsumsi minuman keras memiliki perbedaan.
Skala yang digunakan dalam penelitian ini yaitu skala konformitas yang dibuat oleh
Lussiana Jessica dengan nilai reliabilitas sebesar 0,851. Penelitian ini dilakukan
terhadap 452 responden yakni individu yang berusia 12 sampai 65 tahun dan aktif
mengonsumsi minuman keras di Kota Makassar. Data penelitian ini dianalisis
menggunakan teknik independen t-test dengan bantuan SPSS 20. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan konformitas antara remaja dan
dewasa pada pengonsumsi minuman keras di Kota Makassar dengan nilai
signifikansi sebesar 0,936. Tidak adanya perbedaan konformitas dapat ditinjau
dari sisi perkembangan sosioemosi di masa remaja, individu lebih banyak
menyesuaikan diri dengan standar kawan sebayanya dan mengembangkan
hubungannya dengan orang lain karena adanya dorongan rasa ingin tahu
terhadap sesuatu di sekitarnya. Ketika telah sampai pada masa dewasa, individu
bergabung dalam suatu aktivitas atau perkumpulan dan memiliki hubungan yang
meningkat dengan saudara ataupun kawannya.