dc.description.abstract |
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitin ini adalah (1) mendekripsikan
peningkatan minat belajar bahasa Indonesia siswa kelas V-C SD Negeri
Beroanging Kecamatan Tallo Kota Makassar setelah penerapan.pembelajaran
terpadu model integrated; dan (2) mendeskripsikan peningkatan prestasi belajar
bahasa Indonesia siswa kelas V-C SD Negeri Beroanging Kecamatan Tallo Kota
Makassar setelah penerapan. pembelajaran terpadu model integrated. Jenis
penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK) dengan
menggunakan desain penelitian PTK, yang meliputi: perencanaan tindakan,
pelaksanaan tindakan, observasi dan evaluasi, serta refleksi.
Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa (1) minat belajar bahasa
Indonesia siswa kelas V-C SD Negeri Beroanging Kecamatan Tallo Kota
Makassar mengalami peningkatan setelah menggunakan pembelajaran terpadu
model integrated. Minat belajar bahasa Indonesia siswa kelas V-C SD Negeri
Beroanging Kecamatan Tallo Kota Makassar mengalami peningkatan setelah
menggunakan pembelajaran terpadu model integrated. Hal ini ditunjukkan oleh
cepatnya siswa datang ke sekolah; selalu mengerjakan PR; suka mngerjakan soal
dan latihan, baik di sekolah maupun di rumah; tidak suka membolos; suka
mengulangi pelajaran di rumah; selalu memperhatikan penjelasan guru; aktif
bertanya; aktif menjawab; aktif berdiskusi, bersungguh-sungguh dalam belajar,
aktif mengerjakan tugas di kelas; aktif bekerja sama dalam belajar; saling
melengkapi jawaban dalam diskusi; menjaga sopan santun dan tata krama, serta
disiplin dalam bekerja/ mengerjakan tugas; dan (2) prestasi belajar bahasa
Indonesia siswa kelas V.C SD Negeri Beroanging Kecamatan Tallo Kota
Makassar mengalami peningkatan setelah menggunakan pembelajaran terpadu
model integrated, yang ditunjukkan oleh nilai hasil belajar pada siklus I baru
mencapai 34,78 % (8 orang) yang mencapai ketuntasan belajar berdasarkan
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dengan nilai 80, kemudian mengalami
peningkatan yang sangat signifikan pada siklus II menjadi 100 % (23 orang
siswa). Dengan demikian, pada siklus II tidak ada siswa yang tidak tuntas
berdasarkan KKM, sehingga prestasi helajar siswa mengalami peningkatan yang
sangat tinggi |
en_US |