Abstract:
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan Nilai Pendidikan Sosial
dalam Novel 5 Cm karya Donny Dhirgantoro. Metode penelitian yang digunakan
adalah metode deskriptif kualitatif. Objek yang diteliti adalah Nilai Pendidikan
Sosial dalam Novel 5 Cm karya Donny Dhirgantoro. Data yang digunakan dalam
penelitian ini berupa data tertulis, dan karya monumental yang dapat memberikan
informasi terkait penelitian. Sumber data yang digunakan adalah Novel 5 Cm
karya Donny Dhirgantoro diterbitkan pertama kali oleh P.T. Gramedia
Widiasarana Indonesia pada tahun 2005.
Teknik pengumpulan data yang digunaka adalah teknik dokumentasi,
teknik simak dan catat. Teknik analisis yang digunakan adalah metode analisis
deskriptif karena data yang digunakan berupa kata-kata yang diperoleh dari
dokumen tidak berupa angka dan dianalis secara kualitatif dengan tiga alur
kegiatan yaitu reduksi data, penyajian data, serta penarikan kesimpulan atau
verifikasi. Tema Novel 5 Cm adalah persahabatan, mimpi dan kayakinan. Alur
yang di gunakan dalam novel 5 Cm adalah alur campuran. Toko dalam Novel 5
Cm yaitu Arial, Zafran, Riani, Genta dan Ian. Latar yang tergambar dalam novel 5
Cm antara lain sepanjang jalan Diponegoro, Rumah Arial, Secret Garden,
Sekolah, kampus ian, Stasiun kereta api Senen, Stasiun Lempuyungan, Ranu
Pane, Ranu Kumbolo, Kalimati, Arcopodo dan Puncak Mahameru, latar waktu
adalah Setiap saat (Pagi sampai malam). Latar Suasana adalah Menyenangkan,
mengharukan dan menegangkan.
Nilai Pendidikan Sosial yang terdapat dalam Novel 5 Cm adalah (1)
tentang hubungan persahabatan mereka yaitu bagaiamana awal Ian mulai gabung
dengan mereka dan bagaiamana penyelesaiannya, (2) hubungan dengan orang tua
yaitu kebaikan dari ibu Arial yang sudah seperti keluarga sendiri bagi mereka, (3)
hubungan Ian dan dosen pembimbingnya yaitu bagaimana seorang dosen
memberika semangat serta berusaha membantu Ian dalam mengejar
ketertinggalannya, (4) hubungan dengan orang yang baru mereka kenal berupa
proses sosialisasi yang baik dengan ibu-ibu penjual makanan yang mereka temui
pada saat dalam perjalanan menuju Mahameru dan pertemuan mereka dengan
pendaki lain yang bernama Daniek yang memberikan nasihat kepada mereka
meskipun awalnya tidak saling mengenal, (5) kebersaam, (6) kepedulian, (7) rasa
nasionalisme, dan (8) mimpi.