Abstract:
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penyebab masyarakat kota Makassar
memunculkan perilaku berisiko selama Adaptasi Kebiasaan Baru di masa
pandemi Covid-19. Pendekatan penelitian menggunakan metode qualitative
descriptive (QD). Pengumpulan data melalui wawancara FGD (Focus Group
Discussion) pada 8 orang responden, dan dilanjutkan dengan wawancara
mendalam pada dua orang yakni tokoh agama dan perangkat pemerintahan. Hasil
Analisis menunjukkan bahwa, terdapat 3 faktor penyebab perilaku berisiko
masyarakat yakni pertama faktor pembentuk perilaku berisiko yaitu kepercayaan,
sikap, keyakinan, pengetahuan, dan nilai. Kedua faktor yang mendorong perilaku
berisiko yakni keterjangkauan sumber daya kesehatan, proritas dan komitmen
masyarakat terhadap kesehatan, tempat tinggal, ekonomi, informasi serta ada
faktor lain yang mempengaruhi yaitu budaya dan religiusitas. Faktor ketiga yakni
faktor pengendali risiko meliputi umpan balik dan dukungan positif dari pihak
ketiga, serta adanya pemberian bantuan dari pihak ketiga. Dapat disimpulkan
bahwa penyebab perilaku berisiko yang mendominasi pada faktor pembentuk
perilaku berisiko yaitu nilai, sikap, dan pengetahuan. Kedua faktor pendorong
perilaku berisiko dipengaruhi kondisi ekonomi. Faktor ketiga yakni pengendali
risiko meliputi umpan balik dan dukungan positif dari pihak ketiga, serta adanya
bantuan biaya dari pihak ketiga.