Abstract:
Tanah merupakan permukaan dasar yang utama bagi semua pekerjaan
konstruksi. Tetapi tidak semua jenis tanah dapat digunakan sebagai bahan
konstruksi. Apabila tanah tersebut tidak memenuhi persyaratan, maka tanah
tersebut harus diperbaiki sebelum melaksanakan suatu konstruksi.
Penelitian ini menggunakan metode pencampuran tanah lempung
dengan limbah plastik jenis Polyethylene Terephthalate (PET) dan tanah
lempung tanpa menggunakan bahan campuran (0%) yang bertindak sebagai
kelompok kontrol terhadap reaksi tanah lempung yang dilakukan
pencampuran. Limbah plastik PET yang digunakan sebagai bahan campuran
dalam penelitian ini dicacah secara tepi bergerigi lalu dipotong-potong dengan
bentuk persegi ukuran 1 cm x 1 cm dan bentuk persegi panjang ukuran 1 cm x
0,5 cm. Kemudian pada proses pencampuran, kedua ukuran potongan plastik
PET tersebut digabung dalam tiap sampel tanah lempung sesuai dengan
komposisi campuran masing-masing sampel yaitu 0.5%, 1%, dan 1.5% plastik
PET lalu diuji untuk mencari nilai CBR dan Rembesan.
Untuk nilai CBR selama proses pengujian dilaboratorium yang telah
diamati maka dapat diperoleh kesimpulan bahwa semakin banyak campuran
variasi plastik PET yang diberikan pada benda uji akan menyebabkan nilai
CBR nya semakin menurun. Hal ini dipengaruhi oleh sifat plastik PET yang
ix
sulit menyatuh dengan tanah lempung sehingga mengurangi kerapatan pada
benda uji tersebut. Penurunan nilai CBR nya juga dipengaruhi oleh penurunan
nilai berat isi kering (dry) dimana semakin banyak campuran variasi plastik
PET yang diberikan, benda uji akan semakin ringan sebab berat jenis plastik
PET lebih kecil dari berat jenis tanah lempung.
Dari hasil pengamatan dilaboratorium selama proses pengujian
Rembesan, terlihat bahwa seiring dengan penambahan campuran variasi
plastik PET yang diberikan pada contoh benda uji maka penurunan air dalam
pipa semakin cepat dan benda uji dalam tabung semakin mudah dirembes
oleh air melalui pori-pori. Hal ini dipengaruhi oleh sifat plastik PET yang
digunakan sebagai bahan campur sulit menyatu dengan tanah lempung
sehingga menyebabkan benda uji akan semakin berpori dan berpotensi
meloloskan air. Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan untuk mempercepat
Rembesan air pada suatu konstruksi yang selalu dalam keadaaan kering
supaya tidak tergenang air.