Abstract:
Penelitian yang dilakukan ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan
berbicara siswa pada mata pelajaran bahasa Indonesia kelas V SD Negei BoneBone Mamuju. Penelitian ini meruapakan penelitian tindakan kelas. Subjek dalam
penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri Bone-Bone yang berjumlah
21orang. Sumber data yang diperoleh dari siswa kelas V SD Negeri Bone-Bone
dengan fokus penelitian tes keterampilan berbicara dalam mata pelajaran Bahasa
Indonesia pada siswa kelas VSD Negeri Bone-Bone Kabupaten Mamuju, yaitu:
(1) tempat dan peristiwa,(2) informan, dan (3) dokumen. Tempat dan peristiwa
dalam penelitian ini yaknikegiatan pembelajaran keterampilan berbicara dalam
mata pelajaran BahasaIndonesia pada siswa kelas V SD Negeri Bone-Bone
Mamuju. Informan dalam penelitian ini adalah guru kelas dan siswa kelas V SD
Negeri Bone-Bone Mamuju. Dokumen yang digunakan berupa rekaman aktivitas
komunikatif pembelajaran keterampilan berbicara,instrument paragraf, rancangan
pedoman pembelajaran yang dibuat peneliti dan guru, dan silabus yang ditetapkan
oleh pihak sekolah. Teknik pengumpulan data yang diterapkan, yaitu: (1) teknik
wawancara; (2) observasi; (3) tes; dan (4) dokemenasi.Berdasarkan hasil
penelitian dapat dikemukakan bahwa metode kooperatif tipe jigsaw dapat
meningkatkan keterampilan bebicara siswa kelas SD Negeri Bone-Bone Mamuju.
Hal tersebut terefleksi sebagai berikut: (1) terdapat peningkatan proses
pembelajaran keterampilan berbicara mengalami peningkatan. Hal tersebut
terlihat dari: minat dan motivasi belajar berbicara siswa meningkat, perhatian
siswa lebih fokus untuk mengikuti proses pembelajaran keterampilan berbicara,
siswa lebih aktif selama proses pembelajaran kelompok berlangsung, (2) terdapat
peningkatan kualitas hasil pembelajaran keterampilan berbicara. Hal tersebut
vii
dapat dilihat dari nilai rerata siswa dan jumlah siswa yang berhasil mencapai
standar ketuntasan belajar yang ditentukan oleh pihak sekolah sebesar 70 yaitu:
pada siklus I, nilai rerata siswa sebesar 64,29 dan 21 siswa berhasil mencapai
standar ketuntasan belajar; pada siklus II, nilai rerata siswa sebesar 81,90
dinyatakan berhasil mencapai standar ketuntasan belajar.