Abstract:
Dalam mendeskrediktkan Iran, Amerika Serikat berafiliasi dengan Hollywood sebagai upaya
melegitimasi kebijakan luar negerinya terhadap Iran. Rezim Iran menaggapinya dengan seruan
soft war yang diitegrasikan ketingkat kelembagaan dan strategi politik. Film merupakan salah
satu instrumen terkuat yang digunakan Iran sebagai strategi soft war-nya. Film dalam medan
soft war digunakan sebagai alat vaksinasi budaya, alat memperluas jangkauan soft power, dan
alat operasi psikologis yang memfokuskan Amerika Serikat sebagai objek serangannya yang
telah mempengaruhi kapabilitas kebijakan luar negeri Amerika Serikat terhadap Iran. Oleh
karena itu penelitian ini bertujuan menganalisa mengapa film sebagai strategi soft war Iran
dapat mempengaruhi kapabilitas kebijakan luar negeri Amerika Serikat atas Iran. Dengan
menggunakan kerangka berfikir Kent E. Calder dalam soft power and Foreign Policy.
Penelitian ini menemukan beberapa indikator mengapa film sebagai strategi soft war Iran dapat
mempengaruhi kapabilitas kebijakan luar negeri Amerika Serikat atas Iran. Pertama, dari segi
legitimasi, strategi soft war Iran menggunakan film mempu menghadirkan nilai-nilai budaya
menarik sehingga kebijakan luar negeri Amerika Serikat tidak mendapatkan legitimasi. Kedua,
dari dimensi pandangan Internasional, Film Iran mampu memberikan padangan yang bersifat
budaya dan religius yang dengan mudah diterima sehingga meningkatkan citranya, dilain sisi
kebijakan Amerika Serikat tidak dapat memperlihatkan pandangan yang rasional kepada mitra
Internasionalnya. Ketiga, dimensi jaringan transnasional, karena ketidak mampuan Amerika
Serikat mendapatkan legitimasi dalam skala internal serta tidak mampu memberikan
pandangan yang diterima dalam sistem Internasional, sehingga tidak mendapatkan aliansi
Internasional yang mendukung kebijakan luar negerinya terhadap Iran.