Abstract:
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan rasisme yang tercermin dalam
puisi berjudul Power, Who Said It Was Simple, A Woman Speaks serta untuk
mengungkap kekuatan wanita kulit hitam melawan rasisme dalam puisi Audre
Lorde yang berjudul Power, Who Said It Was Simple, A Woman Speaks
Metode yang digunakan dalam pengumpulan adalah metode dokumentasi
karena peneliti mengumpulkan data dari puisi. Pengumpulan data dilakukan
dengan membaca puisi secara untuk memahami keseluruhan isinya dan
menemukan makna yang terutama esensi yang terkait dengan topik tersebut,
mengidentifikasi data yang dapat berupa kalimat kemudian objek data dapat
dipisahkan dari setiap bait dan ditemukan nilai rasisme pada setiap baris puisi,
setelah mengetahui hasil analisis tersebut, penulis akan menarik kesimpulan.
Sedangkan langkah analisis datanya penulis menggunakan teori ras kritis oleh
Delgado dan Stefancic (2001), seperti: rasisme, ras dan kekuasaan. Kedua,
mengidentifikasi kekuatan perempuan kulit hitam dengan memanfaatkan konsep
Black Femist oleh Collins (2000), dan Black Power Movement yang diedit oleh
Joseph (2006), kemudian penulis akan menginterpretasikan datanya, langkah
terakhir adalah menarik kesimpulan.
Penulis dapat menarik beberapa kesimpulan bahwa 3 jenis puisi digolongkan
menjadi satire dan ditulis berdasarkan realitas yang terjadi pada pengarangnya.
Dalam puisi 'Power' terdapat beberapa aspek rasisme yaitu warna kulit,
ketidakadilan, segregasi, dan diskriminasi ras. Dari puisi 'Who Said It Was'
terdapat aspek rasisme, seperti jenis kelamin, warna kulit, dan homofobia. Puisi 'A
woman speak‘ terdapat beberapa aspek rasisme yang terkandung dalam puisi,
yaitu diskriminasi ras, jenis kelamin, dan warna kulit. Selain nilai-nilai rasisme,
ketiga puisi tersebut juga mengandung ‘Kekuatan Perempuan Kulit Hitam‘ atau
yang disebut sebagai kekuatan atau cara yang digunakan perempuan untuk
melawan rasisme.