Abstract:
Penelitian ini bertujuan untuk Mengkaji dan menganalisa besarnya penduduk dan
fungsi pelayanan dan jangkauan wilayah dapat mempengaruhi penetapan fungsi pelayanan
pusat-pusat wilayah pembangunan di Kota Palopo terhadap hinterland. Dalam penelitian ini
menggunakan pendekatan kuantitatif dengan alat analisis skala guttman untuk mengetahui
penetapan hirarki pusat-pusat pembangunan dan analisa hukum gravitasi untuk mengetahui
jangkauan wilayah dapat mempengaruhi penetapan fungsi pelayanan pusat-pusat wilayah
pembangunan di Kota Palopo terhadap hinterland. Hasil analisis dan pembahasan, Kota
Palopo (81,81%) sebagai Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) masih relatif lemah, yang artinya
fungsi Kota Palopo hingga saat ini belum optimal sebagai Pusat Kegiatan Wilayah (PKW)
atau kawasan perkotaan yang berfungsi melayani skala/cakupan regional. kondisi fakta
dilapangan menunjukan bahwa daerah hinterland wilayah Kota Palopo meliputi Kab. Luwu,
Kab. Luwu timur, dan Kab. Luwu Utara kecenderungan berkembang pusat-pusat pelayanan
untuk melayani skala regional wilayah masing-masing sehingga skala pengaruh pusat
pelayanan utama Kota Palopo tidak begitu memberikan pengaruh terhadap daerah sekitar.
Sehingga setiap pusat pengembangan relatif akan tumbuh dan berkembang secara
kohesif. Kondisi seperti ini dalam pengalokasian sumber-sumber pembangunan pada struktur
ruang menjadi tidak efisien. Dilihat luas jangkauan wilayah pengaruh Kota Palopo – Kab.
Luwu dengan jarak batas gaya tarik yang dimiliki hanya menjangkau pada radius
sejauh 25,37 Km. Pengaruh Kota Palopo – Kab. Luwu Utara dengan jarak batas gaya tarik
yang dimiliki hanya menjangkau Kab. Luwu Utara pada radius sejauh 67,67 Km. Sedangkan
Luas Jangkauan Kota Palopo – Luwu Timur dengan jarak batas gaya tarik yang dimiliki
hanya menjangkau Kab. Luwu Utara pada radius sejauh 94,30 Km. Semakin besar angka
radius antar Kota Palopo dengan Kab. Luwu Timur maka semakin erat hubungan
interaksinya antara pusat pembangunan dengan daerah sekitarnya.