Abstract:
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji dan menganalisis bagaimana proses
pembentukan kutub pertumbuhan wilayah dan gentrifikasi pada kawasan pinggiran Kota
Makassar dalam hal ini Kelurahan Bangkala dan Tamangapa sebagai Kawasan Pinggiran
Kota Makassar dan untuk melihat bagaimana pengaruh gentrifikasi yang terjadi terhadap
perubahan struktur ruang Kota Makassar. Penelitian ini bersifat deskriptif kuantitatif dan
kualitatif dengan menggunakan alat analisis Deskriptif Kualitatif-Kuantitatif dan analisis
regresi linear berganda. Data diperoleh dari obeservasi langsung dilapangan untuk
mengidentifikasi kondisi fisik lingkungan (hunian, penggunan lahan, geografis) dan
sosial budaya masyarakat setempat, kuesioner wawancara langsung kepada sampel
untuk lebih memperdalam data yang ingin diperoleh dan dokumentasi fisik lingkungan,
untuk mendukung penyempurnaan data.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa gentrifikasi terjadi di kawasan pinggiran
Kota Makassar (Kelurahan Bangkala dan Tamangapa), dicirikan dengan perubahan
tipologi kawasan dan peningkatan fasilitas serta infrastruktur perkotaan yang secara
bertahap muncul sebagai dampak dari pengaruh secara internal Kota Makassar kaitannya
dengan fenomena migrasi dalam proses pembentukan kutub pertumbuhan. Faktor
eksternal wilayah dari Kota Makassar juga menjadi faktor penyebab terjadinya kutub
pertumbuhan dan gentrifikasi dalam bentuk konurbasi perkotaan dan pembentukan
kawasan Metropolitan Mamminasata. Hasil uji statistik terhadap 7 variabel yang diteliti
menunjukan sebesar sebesar 51,9% atau dari 4 variabel yang diteliti secara simultan
memberikan pengaruh terhadap penyebab terjadinya gentrifikasi pada kawasan
pinggiran Kota Makassar dan sebaesar 26,9% memberikan pengaruh terhadap perubahan
struktur ruang Kota Makassar. Hal berikut memberikan kesimpulan bahwa pengaruh
gentrifikasi terhadap perubahan struktur ruang kota Makassar terjadi dalam bentuk
perubahan fungsi dan aktifitas pada kawasan pinggiran. Disamping itu tingkat aktifitas
dan pergerakan juga menjadikan kawasan pinggiran (Kelurahan Bangkala dan
Tamangapa) mengalami berbagai dinamika dan permasalahan keruangan yang tidak
terlepas dari sudut pandang sosial, ekonomi dan fisik kawasan itu sendiri. Disamping itu,
dapat dimaknai bahwa gentrifikasi tidak serta menyeluruh memberikan perubahan pada
pembentukan struktur ruang melainkan hanya pada beberapa bagian dari struktur ruang
dalam hal ini adalah perubahan fungsi dan aktifitas serta perubahan pada sistem jaringan
sarana dan prasarana pada kawasan pinggiran