Abstract:
Penelitian ini bertujuan (1) karakteristik batubara asal daerah Sanga-sanga
dan sekam padi hasil pirolisis; (2) Jumlah penurunan kadar sulfur batubara
dengan metode desulfurisasi menggunakan kawat gosok; (3) menentukan rasio
pencampuran optimum dalam sistem upgrading batubara peringkat rendah
dengan metode blending. Penelitian ini terdiri dari beberapa tahap, pertama yaitu
proses grinding batubara yang masih dalam bentuk bongkahan kemudian diayak
pada ukuran 4.75 mm. Kedua yaitu proses desulfurisasi batubara yang dilakukan
dengan cara merendam batubara kedalam air bersama dengan kawat gosok
selama ±24 jam. Ketiga batubara didrying pada suhu 105˚C selama 6 jam untuk
mendapatkan batubara dalam basis kering. Blending batubara dengan sekam padi
hasil pirolisis dilakukan dengan variasi rasio campuran batubara dan sekam padi
hasil pirolisis yaitu 100:0 ; 70:30 ; 50:50 ; 30:70 ; dan 0:100. Berdasarkan
karakteristik proksimat, total sulfur, dan nilai kalori dari batubara asal daerah
Sanga-sanga termasuk dalam kelas Sub-Bituminus dengan kualitas tergolong
relatif rendah. Hasil desulfurisasi batubara asal daerah Sanga-sanga dengan
menggunakan kawat gosok didapatkan nilai penurunan sulfur yaitu 0.06 % (pada
suhu ruangan) dan 0.18 % (pada suhu 50 ˚C). Rasio optimum hasil blending
batubara asal daerah Sanga-sanga dengan sekam padi hasil pirolisis adalah 50:50
dengan hasil 6.84% kadar air, 21.19% kandungan abu, 28.90% bahan mudah
menguap dan 39.07% karbon aktif ; serta karakteristik ultimate dan nilai kalori
berupa 0.75% total sulfur dan 6057 cal/gr niali kalori.