dc.description.abstract |
Kelurahan Pabiringa, Kecamatan Binamu Kota Jeneponto masuk zona beresiko
sanitasi. Sanitasi khususnya pengelolaan air limbah domestik membutuhkan
penggunaan lahan sehingga perlu diperhatikan dalam perencanaan permukiman kota
yang padat. Biaya investasi yang besar dan kelemahan sistem pengolahan menjadi
alasan diperlukannya pengelolaan yang lebih ekonomis, berkelanjutan dan
berwawasan lingkungan.
Tujuan penelitian adalah mengkaji pengolahan air limbah domestik saat ini dan
menganalisis faktor sosial, lingkungan dan ekonomi, berdasarkan persepsi
masyarakat. Indikator persepsi, akseptansi, kesediaan membayar, dari faktor sosial.
Indikator pencegahan pencemaran dan penyakit, dari faktor lingkungan. Indikator
sistem pengolahan dan produk yang dihasilkan, dari faktor ekonomi. Metoda
kuantitatif menggunakan kuesioner dan observasi, pendekatan deskriptif untuk
menganalisis data dalam bentuk gambar dan persentase.
Hasil kajian menunjukkan pengelolaan air limbah domestik di Kelurahan
Pabiringa menggunakan sistem pengolahan onsite namun belum berkualitas. Jarak
tangki septik dari sumur kurang dari 10 meter karena kepadatan permukiman.
Kondisi ini menandakan bahwa pengolahan air limbah domestik tidak aman bagi
lingkungan permukiman, khususnya di pinggiran sungai. Dari hasil analisis diketahui
faktor sosial dan faktor ekonomi menjadi pertimbangan untuk menerapkan
pengolahan air limbah domestik berkelanjutan. Masyarakat rela membayar iuran jika
diterapkan dengan sistem komunal. Selain itu sistem ini menghasilkan produk yang
bernilai ekonomis seperti pupuk dan biogas. Oleh karena itu faktor-faktor tersebut
perlu dipertimbangkan dalam menerapkan pengolahan air limbah domestik secara
berkelanjutan di Kelurahan Pabiringa. |
en_US |