Abstract:
Penelitian ini akan menuliskan dampak implementasi dari kebijakan Reneweble
Energy Directive II yang dikeluarkan oleh Uni Eropa untuk mengatur penggunaan energy
terbarukan sebagai bentuk komitmen Uni Eropa terhadap Sustainable Development Goals
(SDGs). Dalam Kebijakan Reneweble Energy Directive II yang diterbitkan oleh Uni
Eropa menyebutkan bahwa minyak kelapa sawit menyebabkan deforestasi atau kerusakan
lingkungan. Indonesia yang telah lama menjalin kerjasama ekonomi dengan Uni Eropa
khususnya pada ekspor-impor minyak kelapa sawit sebagai produsen kelapa sawit
terbesar didunia merasa terdiskriminasi atas kebijakan yang dikeluarkan tersebut.
Indonesia mendapat devisa terbesar negara dari ekspor minyak kelapa sawit beserta
turunannya kemudian akan sangat berdampak dari penurunan impor minyak kelapa sawit
oleh Uni Eropa setelah dikeluarkannya kebijakan ini. Pertanyaan penelitian ini
“Bagaimana dampak implementasi kebijakan Reneweble Energy Directive II terhadap
hubungan Indonesia dan Uni Eropa?” untuk menjawab pertanyaan pada penelitian ini,
peneliti menggunakan konsep Ekonomi Politik Internasional oleh Robert Gilpin dalam
menjelaskan hasil penelitian ini. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif
dengan menggunakan jenis sumber data sekunder. Hasil dari penelitian ini akan
menjawab bentuk-bentuk ketegangan hubungan antara Indonesia dan Uni Eropa serta
factor apa yang mempengaruhi ketegangan tersebut kemudian terjadi. Penelitian ini juga
akan menjelaskan awal mula kerjasama Indonesia dan Uni Eropa dimulai serta bagaimana
hubungannya sebelum dan sesudan kebijakan Reneweble Energy Directive II dibuat.