dc.description.abstract |
Latar belakang : Sindrom koroner akut (SKA) merupakan gambaran
keadaan iskemik pada miokardium (otot jantung) yang disebabkan oleh
plak pada arteri koroner dan semakin berat dengan adanya proses
thrombosis, sehingga menyebabkan obstruksi yang menyebabkan perfusi
ke miokardium berkurang. Terdapat beberapa faktor risiko yang
berhubungan dengan terjadinya penyakit sindrom koroner akut. Faktor
risiko tersebut dibagi menjadi faktor risiko yang dapat diubah dan faktor
risiko yang tidak dapat diubah.
Tujuan : Mengetahui karakteristik penderita sindrom koroner akut
berdasarkan (1) klasifikasi (2) usia (3) jenis kelamin (4) status gizi (5)
riwayat diabetes mellitus (6) riwayat hipertensi (7) riwayat kebiasan
merokok.
Metoda : Penelitian ini dilakukan terhadap 90 orang penderita sindrom
koroner akut dirawat inap di Bagian Kardiologi RSUD Andi Makkasau
Parepare Periode 1 Januari 2015 sampai dengan 31 Desember 2018.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif observasional dan analitik
dengan rancangan penelitian cross sectional menggunakan data sekunder
berupa catatan medis penderita sindrom koroner akut yang dirawat inap di
Bagian Kardiologi RSUD Andi Makkasau Parepare. Analisis data diolah
menggunakan perangkat lunak SPSS.
Hasil : Penelitian ini menunjukkan distribusi penderita sindrom koroner
akut yang dirawat inap di RSUD Andi Makkasau Parepare Periode 1
Januari 2015 sampai dengan 31 Desember 2018 yaitu : (1) Klasifikasi
SKA terbanyak adalah APTS (45,6%), (2) Terbanyak pada kelompok usia
berisiko (91,1%), (3) Lebih banyak pada laki-laki (80%) dari pada perempuan (20%), (4) Lebih banyak status gizi tidak berisiko (56,7%)
dibandingkan status gizi berisiko (43,3%), (5) Lebih banyak tidak ada
riwayat diabetes mellitus (86,7%) dibandingkan ada riwayat diabetes
mellitus (13,3%), (6) Lebih banyak ada riwayat hipertensi (57,8%)
dibandingkan tidak ada riwayat hipertensi (42,2%), (7) Pada penelitian ini
tidak adanya data mengenai riwayat kebiasaan merokok pada rekam
medik sebagai sumber data.
Kesimpulan : Penderita sindrom koroner akut paling banyak pada APTS,
kelompok usia berisiko, laki-laki, status gizi tidak berisiko, tidak ada
riwayat diabetes mellitus, dan ada riwayat hipertensi. |
en_US |