dc.description.abstract |
Jalan raya merupakan salah satu prasarana transportasi terpenting
karena berperan untuk menunjang pertumbuhan ekonomi masyarakat
dalam memenuhi kebutuhan, baik untuk pendistribusian barang atau jasa
sehingga desain perkerasan jalan yang baik adalah suatu keharusan.
Ketika suatu perkerasan kaku telah mencapai akhir dari masa layannya
sehingga tidak mampu lagi untuk menahan beban lalu lintas yang berada
di atasnya, maka perencana mempunyai dua pilihan untuk meningkatkan
kemampuan perkerasan kaku tersebut yaitu dengan rekonstruksi atau
mengganti perkerasan tersebut dengan perkerasan beton yang baru, dan
dengan pelapisan tambah (overlay) pada perkerasan yang sudah ada.
Dalam tugas akhir ini akan dibahas tentang perencanaan tebal
perkerasan kaku dengan menggunakan metode Manual Desain
Perkerasan Jalan 2013, metode AASHTO 1993 dan metode SNI PD-T-14
2003. Kemudian dilakukan perbandingan ekonomis tebal perkerasan dari
masing masing metode.
Dari pembahasan yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa
desain perencanaan tebal perkerasan dengan dengan metode Manual
Desain Perkerasan Jalan 2013 didapat tebal pelat 265 mm atau lebih tipis
40 mm dibandingkan dengan perencanaan tebal pelat metode AASHTO
1993 dan lebih tipis 5 mm dari metode SNI PD-T 14 2003. Namun perlu
dipertimbangkan mengenai keekonomisan desain dengan metode Manual
Desain Perkerasan Jalan jika untuk kebutuhan rekonstruksi dengan
panjang 1, 185 km jalan yang membutuhkan penanganan untuk
rekonstruksi dari total 20,080 km panjang jalan karena ketentuan metode
ini diharuskan menggunakan lapis pondasi agregat kelas A 150 mm dan
urugan pilihan untuk peningkatan tanah dasar 250 mm |
en_US |