Abstract:
Pandemi yang masuk ke Indonesia pada awal 2020 berimplikasi terhadap menurunnya panggung
pertunjukan musik secara langsung di Makassar karena diberlakukannya berbagai pembatasan. Namun berbagai siasat dilakukan oleh musisi atau kelompok musik. Salah satunya band Kapal Udara
yang merancang pertunjukan keliling bertajuk Silent Party. Paper ini kemudian hendak menjawab
pertanyaan bagaimana produksi ruang sosial dihasilkan melalui Silent Party di masa pandemi. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dimana data dikumpulkan melalui wawancara dan
telaah dokumen pustaka. Berdasarkan hasil analisis, disimpulkan bahwa siasat seni yang diinisiasi
oleh Kapal Udara di masa pandemi melalui program Silent Party tidak hanya menghasilkan produksi
ruang fisik (the perceived space) yang memungkin terjadinya aksi dan interaksi antara Kapal Udara
sebagai band dan produsen ruang dengan Teman Kapal Udara sebagai kelompok pengantusias Kapal
Udara dan pengguna ruang. Namun lebih jauh, Silent Party dapat dipahami sebagai ruang abstrak (the
conceived space) dimana Kapal Udara berupaya untuk memproduksi dan menyebarluaskan gagasan
serta etos yang selama ini telah melekat dalam karya maupun aktivitas sosial yang dikerjakan. Dan
selanjutnya, Silent party menjadi ruang pasif dimana para penonton atau Teman Kapal Udara dapat
atau dimungkinkan untuk menemukan pengalaman subjektif yang diinterpretasi menjadi inspirasi atau
sesuatu yang lain dan dapat dimanfaatkan kelak.