Abstract:
Area pertambangan emas PT KBK berlokasi dekat dengan pemukiman warga, maka
seharusnya lingkungan sekitar area tersebut bebas dari pencemaran. Khususnya
pencemaran kualitas air bersih yang digunakan warga untuk aktifitas sehari-hari.
Pencemaran air yang paling dominan di area sekitar tambang adalah pencemaran
logam berat yaitu logam Tembaga (Cu). Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk
mengetahui kemampuan dari tumbuhan Enceng Gondok dalam mengadsorbsi dan
menurunkan kadar logam Cu sebagai limbah hasil pengolahan emas. Logam Cu
merupakan bahan pencemar yang akan menimbulkan gangguan pada biota kehidupan
air maupun manusia itu sendiri apabila dibuang pada perairan bebas. Untuk
mengurangi kadar logam Cu sebagai hasil dari aktifitas penambangan emas sebelum
di buang ke badan air, maka digunakan tumbuhan bioakumulator dengan metode
Fitofiltrasi. Fitofiltrasi merupakan pemanfaatan tumbuhan untuk meminimalisasi dan
mendetoksifikasi polutan baik secara in-situ (langsung pada kolam tercemar) maupun
ex-situ (menggunakan kolam buatan atau reaktor). Pada penelitian ini, digunakan
Enceng gondok (Eihchornia Crassipes) sebagai tumbuhan bioakumulator untuk
menurunkan kadar logam Cu karena tumbuhan tersebut mempunyai kemampuan
untuk menyerap logam-logam berat termasuk logam Cu. Penelitian ini dilakukan
berdasarkan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan dua variable yaitu waktu
detensi dan massa enceng gondok. Air limbah yang sebelumnya telah dibersihkan dan
diaklimatisasi selama 7 hari kemudian ditambahkan Enceng gondok (pada masing- masing wadah yang berbeda) dengan variasi berat 350 gr, 500 gr dan 750 gr. Dilanjutkan dengan pengamatan pada hari ke 0, 2, 4, 6, 8, dan hari ke-10. Hasilnya
dianalisa dengan menggunakan AAS (Spektrofotometer Serapan Atom). Dari hasil
tersebut, diperoleh persentase penyerapan hingga 95,02% dengan konsentrasi akhir
sebesar 0,150 mg/l Cu pada massa 750 gr dan waktu tinggal (detensi) selama 10 hari.