Abstract:
Air merupakan kebutuhan yang penting bagi kelangsungan hidup
manusia, maka hal yang wajar jika sektor air bersih mendapatkan prioritas
penanganan utama. Sistem penyediaan air minum yang dikelola PDAM
harus memenuhi standart pelayanan yang dibutuhkan oleh masyarakat
yang meliputi persyaratan kualitas, kuantitas dan kontinuitas. Salah satu
upaya dalam meningkatkan pelayanan penyediaan air minum adalah
dengan mengoptimalkan system penyediaan air minum dengan
menurunkan kehilangan air baik fisik maupun non fisik (Farley dkk, 2008).
Kehilangan air merupakan salah satu masalah yang sering terjadi dalam
penyediaan air minum. Pada penelitian ini hasil yang didapatkan bahwa
Saluran Air Baku memiliki tingkat efisiensi pada BB.1 sebesar 93%
sedangkan untuk BB.2 memiliki nilai efisiensi sebesar 94% yang masih
berada pada kategori baik atau memenuhi standar perkisaran efisiensi
berdasarkan KP-01 1986:10. Untuk saluran pada BB.3 memiliki nilai
efisiensi teoritis yang cukup rendah sebesar 74% yang sangat
mempengaruhi kehilangan air. Sedangkan, Nilai kehilangan air baku
PDAM yang paling besar terjadi di Saluran ruas 3 atau BB.3 sebesar 0,67
m3
/det juga memiliki nilai rembesan cukup besar dengan nilai 0,01060
m3
/det sedangkan nilai kehilangan air baku yang terjadi pada saluran BB.1
sebesar 0,12 m3
/det dan BB.2 sebesar 0,14 m3
/det yang menunjukkan
kehilangan air yang tidak terlalu signifikan.