Abstract:
daya tahan campuran aspal beton dalam kaitannya dengan
kemampuannya untuk menahan kerusakan akibat air dan suhu.
Kerusakan perkerasan sering terjadi karena perubahan suhu atau adanya
air dalam campuran aspal selama pemadatan. Tingkat keasaman pada air
laut lebih tinggi dibandingkan air tawar, yang dapat melemahkan daya
rekat aspal dan agregat serta mempercepat oksidasi, sehingga
menyebabkan kerusakan dini pada permukaan jalan. Penelitian ini
menggunakan variasi penurunan suhu pemadatan 140°C, 120°C, 100°C,
80°C dan waktu perendaman berulang 3 hari, 6 hari, dan 9 hari. Penelitian
sesuai dengan spesifikasi Bina Marga 2018 menggunakan metode
Marshall. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penurunan suhu
pemadatan mempengaruhi kinerja lapisan perkerasan aspal, yang
menghasilkan peningkatan nilai Kepadatan 3 hari 2.337, 6 hari 2.340, 9
hari 2.342 , Flow 3 hari 3.73, 6 hari 3.83, 9 hari 3.90 dan FVB 3 hari 74.87,
6 hari 75.49, 9 hari 76.88 , sedangkan nilai VIM 3 hari 4.36, 6 hari 4.23, 9
hari 3.95, Stabilitas 3 hari 1430.40, 6 hari 1415.30, 9 hari 1337.82, MQ 3
hari 385.74, 6 hari 370.13, 9 hari 342.94 dan VMA 3 hari 17.36, 6 hari
17.20, 9 hari 17.08 mengalami penurunan karna semakin