Abstract:
Desa Mendatte yang karakteristik fisik alamnya berupa perbukitan dengan
topografi yang curam juga didukung oleh kondisi atau kebiasaan masyarakat dalam
memanfaatkan kawasan perbukitan sebagai tempat bermukim. Oleh karena itu perlu
adanya pengendalian pemanfaatan lahan sebagai antisipasi adanya pembangunan di
daerah yang rentan terhadap longsor. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui tingkat kerawanan longsor di Desa Mendatte, untuk mengetahui faktor
penyebab daerah tersebut dijadikan sebagai daerah terbangun serta untuk mengetahui
arahan pengendalian pemanfaatan lahan di darah rawan longsor. Penelitian ini bersifat
kuantitatif dengan menggunakan analisis Superimpose (overlay Peta ) dan analisis
statistik dengan uji Crosstab atau tabulasi silang. Berdasarkan Hasil Analisis overlay
peta dengan menggunakan ArcGis didapatkan 3 kelas tingkat kerawanan longsor di
Desa Mendatte. Wilayah yang memiliki tingkat kerawanan tinggi mempunyai luasan
326, 56 Ha dengan presentase 62,69 % dari luas wilayah Desa Mendatte, wilayah yang
memiliki tingkat kerawanan sedang memiliki luasan 190,69 dengan presentase 36,61%
Paling Rendah yaitu memiliki luasan 3,63 dengan presentase 0,70 %. Dari hasil analisis
secara kuantitatif dengan uji statistik diketahui bahwasanya lama bermukim responden
berhubungan atau menjadi salah satu faktor penyebab daerah tersebut dijadikan
sebagai daerah terbangun sehingga menyebabkan tetap bermukimnya responden di
Desa Mendatte. Upaya pengendalian pemanfaatan lahan berdasarkan zona dan
kerentanan gerakan tanah dilokasi penelitian berupa rekomendasi terhadap peraturan
penggunaan lahan, serta mitigasinya secara umum sesuai dengan karakteristik daerah
rawan longsor.