Abstract:
Salah satu faktor keberhasilan petani kaya kelas patron bertahan di posisi elit struktur kelas di pedesaan Sulawesi Selatan, adalah menciptakan ikatan patronase di level horizontal.Strategi yang dilakukan adalah menggalang aliansi personal dengan sesama elit desa melalui kondisi tertentu, seperti: merger usaha, perkawinan politik dan organisasi. Perkawinan politik misalnya, ini merupakan penyatuan sebuah keluarga sukses (dengan menjodohkan anak atau anggota keluarga yang lain) dengan sesama keluarga sukses lainnya tanpa melihat derajat dan status sosial masing-masing. Dengan pendekatan kualitatif dan metode studi kasus dijelaskan bahwa aliansi personal juga berlangsung di kegiatan sosial ekonomi lainnya, dimana para patron membina hubungan kerja sama dengan para birokrat, aparat, dan lembaga keuangan, demi memperlancar urusan usahanya. Secara kualitatif, penelitian juga menemukan arus horizontal menciptakan aliansi personal di bidang politik ketika wilayah pedesaan menjadi lumbung suara politik. Arah ke aliansi politik, dimana para patron lokal dan pihak-pihak lembaga secara bersama memiliki kepentingan (baik secara struktural maupun fungsional) dalam kekuasaan. Mobilitas patron lokal yang dulunya hanya bergerak di sektor ekonomi, kini melihat Pemilu bebas tersebut sebagai peluang baru untuk melakukan mobilitas horizontal ke kekuasaan dengan kaum birokrat. Aliansi personal versi baru terbentuk, patron lokal yang memiliki massa di ikatan vertikal juga secara horizontal tetap jadi patron karena mampu memobilisasikan power politiknya kepada para aliansinya, dan
pihak-pihak lembaga yang hanya memiliki manajemen politik dan minus power politik di
pedesaan selanjutnya secara horizontal diintrodusir menjadi klien.