Abstract:
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana wilayah perkotaan Mamuju
menyerap migran yang berprofesi sebagai pekerja bangunan dari wilayah perdesaan
Pulau Karampuang sebagai wujud keterkaitan wilayah inti dan pinggiran serta untuk
mengetahui kegiatan migrasi sirkuler yang dilakukan oleh pekerja bangunan asal
Pulau Karampuang dapat melepaskan mereka dari masalah kemiskinan perkotaan.
Penelitian ini dilatar belakangi adanya perkembangan Mamuju sebagai wilayah inti
(core) di Provinsi Sulawesi Barat yang merupakan pusat kegiatan perekonomian yang
membuka peluang lapangan kerja bagi masyarakat wilayah pinggirannya dalam
wilayah Kabupaten Mamuju khususnya Pulau Karampuang. Hal ini menyebabkan
terjadinya interelasi masyarakat di wilayah pinggiran (periphery) melakukan migrasi
yang disebabkan oleh ketertarikan masyarakat terhadap wilayah inti (core) yang
mempunyai penyediaan fasilitas dan kesempatan kerja yang luas. Tulisan ini
menggunakan gabungan pendekatan kuantitatif dan kualitatif). Data diperoleh melalui
observasi, survai, dan dokumentasi. Hasil penelitian diantaranya keberadaan wilayah
perkotaan Mamuju menyerap migran yang berprofesi sebagai pekerja bangunan dari
wilayah perdesaan Pulau Karampuang sebagai wujud keterkaitan desa-kota. akan
tetapi artikulasi di “pusat akumulasi” (Core) dalam hal ini Kota Mamuju telah
menyebabkan para migran sirkuler tetap tidak berhasil melepaskan mereka dari
kemiskinan.