DSpace Repository

AMBIVALENSI CHINA DALAM PROSES REUNIFIKASI KOREA

Show simple item record

dc.contributor.author PRASETYA WEMBEN, YUDHO
dc.date.accessioned 2021-04-16T02:16:37Z
dc.date.available 2021-04-16T02:16:37Z
dc.date.issued 2021
dc.identifier.other 4517023027
dc.identifier.uri http://localhost:8080/xmlui/handle/123456789/243
dc.description.abstract Kemenangan sekutu dalam Perang Dunia II, mengakhiri 35 tahun pendudukan Jepang di Korea dan inilah awal mula negara Korea terpecah belah. Setelah Jepang menyerah dan hampir meninggalkan semua wilayah jajahannya termasuk Korea, Amerika Serikat dan Uni Soviet kemudian memutuskan untuk masuk ke negara Korea dimana Uni Soviet mendarat di Korea Utara dan Amerika Serikat mendarat di Korea bagian selatan. Kedua negara, baik Amerika Serikat maupun Uni Soviet, datang ke Korea dengan ideologi negaranya masing-masing. Amerika Serikat datang dengan ideologi Liberal dan Uni Soviet datang dengan ideologi Komunis, inilah yang kemudian menjadi pemicu awal perpecahan Korea menjadi Korea Utara dan Korea Selatan. Pada tahun 1950, Korea Utara memutuskan untuk menyerang Korea Selatan dan pada akhirnya kedua negara Korea tersebut memutuskan untuk berperang satu sama lain. Sekutu kedua negara Korea, Amerika Serikat, Uni Soviet, dan China, juga ikut ambil bagian dalam perang Korea ini. Perang Korea berlangsung selama 3 tahun yang diakibatkan dari perang antara dua negara Korea yaitu Korea Selatan dan Korea Utara hingga sekarang. Setelah negara Korea terpecah, Korea Utara memutuskan untuk mengembangkan nuklirnya sebagai alat pertahanan mereka dari ancaman negara lain dan menjadikan nuklir sebagai alat diplomatik mereka untuk dicapai. Namun, hal inilah yang membuat situasi di Semenanjung Korea semakin memanas, ditambah dengan banyaknya kepentingan negara lain untuk melakukan denuklirisasi proses reunifikasi Korea. Dalam studi ini, penulis mengambil salah satu kepentingan negara dalam denuklirisasi atau dalam proses reunifikasi Korea. Dan penulis memilih China sebagai negara yang memiliki kepentingan di kedua negara tersebut, khususnya Korea Utara. Sikap China yang cenderung ambivalen terhadap Korea Utara membuat penulis melakukan penelitian dengan menggunakan konsep National Interest menurut Donald E. Nuectehterlein, penulis kemudian mengumpulkan data terkait apa saja kepentingan China terhadap Korea Utara sehingga hal ini kemudian mempengaruhi kepentingan China. menuju Korea Utara sehingga kemudian mempengaruhi proses Reunifikasi Korea. en_US
dc.publisher Universitas Bosowa en_US
dc.subject Ambivalensi en_US
dc.subject Kepentingan Nasional en_US
dc.subject Denuklirisasi en_US
dc.title AMBIVALENSI CHINA DALAM PROSES REUNIFIKASI KOREA en_US
dc.type Thesis en_US


Files in this item

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record

Search DSpace


Advanced Search

Browse

My Account