Abstract:
Kedelai mulai dikenal di Indonesia sejak abad ke-16. Awal
mula penyebaran dan pembudidayaan kedelai yaitu di Pulau Jawa, kemudian
berkembang ke Bali, Nusa Tenggara, dan pulau-pulau lainnya.
Tanaman kedelai umumnya tumbuh tegak, berbentuk semak, dan merupakan
tanaman semusim.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui serta mempelajari respon
terhadap pemberian PGPR dalam meningkatkan pertumbuhan dan produksi
tanaman kedelai. Kegunaan penelitian ini diharapkan agar bisa menjadi bahan
rekomendasi dan informasi bagi petani untuk beralih dari penggunaan pupuk
kimia sintetik dengan memanfaatkan pengaplikasian PGPR seabagi pupuk hayati
yang ramah lingkungan untuk meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman
kedelai
Penelitian ini dilaksanakan di UPT BPTPH Dinas Pertanian Tanaman
Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan Sul-Sel, mulai bulan Mei sampai Juli
2022. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mempelajari respon
pemberian PGPR dalam meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman
kedelai.
Penelitian ini dilaksanakan dalam bentuk percobaan yang disusun
menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) dengan satu faktor perlakuan.
Faktor perlakuan berupa bakteri PGPR yang terdiri dari 5 taraf perlakuan yaitu 15
ml, 20 ml, 25 ml, 30 ml dan 35 ml. Setiap perlakuan terdiri dari 3 ulangan
sehingga jumlah satuan percobaan 15 unit. Setiap unit perlakuan terdiri dari 3
tanaman, jadi jumlah tanaman seluruhnya adalah 45 tanaman.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa respon pertumbuhan tanaman kedelai
pada berat akar, panjang akar, tinggi tanaman, jumlah daun, , jumlah polong, berat
polong. Pada pemberian PGPR dengan dosis 20 ml/ L air dan 25 ml/ L air
cenderung memberikan pengaruh yang lebih baik terhadap pertumbuhan dan
produksi tanaman kedelai