Abstract:
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses bangkit penyintas bencana yang
terkena liquikafksi, kehilangan keluarga, dan tempat tinggal di Kota Palu, serta
masih tinggal di Hunian Sementara. Metode penelitian ini Kualitatif dengan
pendekatan studi kasus. Pengumpulan data melalui wawancara individual pada
delapan orang responden, dan dilanjutkan dengan wawancara mendalam pada
enam belas orang keluarga terdekat masing-masing responden. Hasil Analisis
menunjukan bahwa penyintas bencana alam mampu melakukan adaptasi saat ini
tinggal di Hunian Sementara. Kemampuan penyintas untuk bangkit kembali dari
keterpurukan atau musibah yang ada berkaitan dengan aspek resiliensi yaitu
kompetensi personal, percaya diri, penerimaan positif, kontrol diri, dan
spritualitas. Dapat disimpulkan bahwa dari lima aspek resiliensi, yang
mendominasi yaitu kompetensi personal dan spritualitas. Penyintas mampu
mencapai tujuan hidup walaupun berada dalam situasi yang sulit, dan meyakini
bahwa bencana yang terjadi merupakan takdir yang telah ditentukan oleh Allah
SWT.