Abstract:
Permasalahan transportasi timbul sebagai salah satu akibat dari laju pertumbuhan
penduduk yang relatif pesat, peningkatan jumlah kendaraan bermotor, dan terbatasnya
fasilitas jaringan jalan yang ada. Ketidak seimbangan antara sistim kegiatan dari suatu
tataguna lahan, sistim jaringan dan sistim pergerakan transportasi tersebut merupakan
sebuah mata rantai yang akan terus berlanjut sebagai akibat dari perkembangan kota
yang dinamis. Munculnya kawasan perumahan menyebabkan berubahnya fungsi tata
guna lahan yang dikemudian hari menimbulkan permasalahan. Kegiatan masyarakat
untuk beraktivitas menyebabkan timbulnya bangkitan-bangkitan perjalanan yang dapat
membebani jalur-jalur jaringan jalan menuju pusat-pusat kegiatan. Keberadaan
permukiman Bumi Tamalanrea Permai (BTP) di kawasan Kecamatan Tamalanrea,
Makassar (sebagai kawasan pembangkit) kini telah berubah dengan munculnya rukoruko dan pusat-pusat bisnis di sepanjang jalan utama perumahan hal ini tentunya akan
meningkatkan densitas lalu lintas. Meningkatnya jumlah perjalanan yang dibangkitkan
oleh kawasan perumahan BTP dapat berdampak terhadap kapasitas pelayanan jalan
yang ada di lokasi perumahan, khususnya pada ruas Jalan Tamalanrea Raya, sehingga
kemacetan lalu-lintas sukar dihindari. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memodelkan
bangkitan lalu-lintas pada perumahan BTP dengan menentukan variabel dan konstanta
yang mempengaruhi jumlah pergerakan dari kawasan perumahan ke tempat kerja.
Beberapa parameter yang mempengaruhi seseorang dalam melakukan aksesibilitas
perjalanan kerja juga diamati untuk mendapatkan jumlah pergerakan lalu lintas yang
terjadi pada kawasan yang ditinjau. Besarnya kontribusi pengaruh jumlah anggota
keluarga (X1), jumlah kepemilikan motor (X2), jumlah kepemilikan mobil (X3), jumlah
yang bekerja (X5) dan jumlah yang bersekolah (X6) terhadap jumlah bangkitan (Y) dapat
diketahui melalui koefisien determinasinya (R2
) pada tabel 4.7 yaitu sebesar 0.866. Hal
ini berarti variabel jumlah bangkitan dapat dijelaskan oleh variabel jumlah anggota
keluarga, jumlah kepemilikan motor, jumlah kepemilikan mobil, rata-rata pendapatan
keluarga, jumlah yang bekerja dan jumlah yang bersekolah sebesar 86.6%, sedangkan
sisanya sebesar 13.4% merupakan kontribusi dari faktor lain yang tidak dibahas dalam
penelitian ini.