dc.description.abstract |
Industri perbankan sebagai lembaga intermediasi memegang peran yang
sangat penting untuk pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Salah satu tolak ukur
kinerja perbankan yang telah dikembangkan sebelumnya adalah efisiensi.
Pengukuran efisiensi perbankan sangat dibutuhkan dalam meneliti dan mengukur
kinerja suatu bank karena salah satu aspek paling penting bagi keberhasilan suatu
perusahaan adalah efisiensi. Efisiensi tidak hanya sekedar menekan biaya serendah
mungkin tetapi menyangkut pengelolaan hubungan input output yaitu bagaimana
mengelola faktor-fakor produksi (input) sedemikian rupa sehingga dapat
memberikan hasil output yang optimal. Bank yang efisien adalah bank yang
profitable dan menghasilkan return yang besar terhadap nasabah atau pemegang
saham.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengukur efisiensi Bank BUMN
dan Bank Asing di Indonesia selama periode 2014-2017. Sampel yang digunakan
dalam penelitia ini adalah Bank BUMN yang terdiri dari empat Bank dan Bank
Asing yang terdiri dari delapan Bank.
Analisis yang digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi adalah dengan
menggunaka Data Envelopment analysis (DEA), kemudian menggunakan uji beda
sample t-test untuk mencari perbedaan tingkat efisiensi antara bank BUMN dan
Bank Asing. Langkah berikutnya menggunakan analisis regresi berganda untuk
mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi efisiensi.
Hasil penelitian menunjukkan yang termasuk efisien adalah Bank BNI
dengan skor 100 % serta Bank Mandiri yang juga 100%, sedangkan yang tidak
masuk efisien adalah Bank BRI dengan skor 73.6 % serta Bank BTN dengan skor
23.6 %. Adapun yang termasuk efisien adalah Citi Bank dengan skor 100 % , DBS
dengan skor 100%, HSBC dengan skor 100%, JP Morgan dengan skor 100%, dan
STD Charter dengan skor 100 %, sedangkan yang tidak masuk efisien adalah Bank
America dengan skor 3.5 %, Bangkok Bank degan skor 48,4 % serta Bank China
dengan skor 26.7 %. Tampak bahwa rata-rata efisiensi kelompok Bank BUMN
berada pada skala 74.3 % dengan standar deviasi 18.00 sedangkan Bank Asing
adalah sebesar 68.37 %. Dengan standar deviasi 15.69. Berdasarkan hasil output,
tampak bahwa nilai t hitung sebesar 0.238 dengan tingkat signifikasi sebesar 0.8
atau di atas 0.05 (0.8 > 0.05) yang berarti Ho diterima atau Tidak terdapat
perbedaan signifikan rata-rata tingkat efisiensi biaya Bank BUMN dan Bank Asing.
Berdasarkan hasil uji statistik F dapat dilihat bahwa nilai F pada model
regresi adalah sebesar 16.177 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,002 yang berada
di bawah 0.05, yang artinya bahwa semua variabel independen yang terdiri atas
Size, Loan Deposit Ratio, dan Non Performing Loan, secara simultan berpengaruh
terhadap variabel dependen yaitu Efisiensi. Dari hasil analisis regresi, tampak
vii
bahwa konstanta sebesar 0.002 menyatakan jika variabel independen dianggap
konstan, maka rata-rata efisiensi adalah sebesar 0.2 %. Dari ketiga variabel
independen yang dimasukkan dalam model regresi, variabel Bank Size tidak
signifikan. Hal ini dapat dilihat dari probabilitas signifikansi untuk Bank Size
sebesar 0,067 yang berada di atas 0,05. Sedangkan Loan Deposit Ratio dan Non
Performing Loan signifikan pada 0,05.
Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa, dari penggunaan metode Data
Envelopment Analysis menunjukkan bahwa ada 2 Bank BUMN yang tidak efisien
dan 3 Bank Asing yang tidak efisien. Uji beda menunjukkan hasil bahwa tidak
terdapat berbedaan yang signifikan antara Bank BUMN dan Bank Asing sedangkan
dari analisis regresi diketahui bahwa ketiga variabel Bank Size, Non Performing
Loan dan Loan to Deposit Ratio secara parsial Bank Size berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap tingkat efisiensi sedangkan Non Performing Loan (NPL) dan
Loan to Deposit Ratio (LDR) berpengaruh posotif dan signifikan terhadap tingkat
efisiensi. Secara simultan ketiga variabel tersebut berpengaruh positif dan
signifikan terhadap tingkat efisiensi. |
en_US |