Abstract:
Pertumbuhan kota yang cepat menyebabkan tuntutan kebutuhan lahan perkotaan
makin meningkat. Komersialisasi lahan termasuk di kota tidak dapat dihindari, privatisasi
lahan baik secara individual maupun badan hukum/lembaga telah menyebabkan eksistensi
ruang publik makin terpinggirkan.
Lapangan Karebosi yang dulu merupakan salah satu ruang publik di kota Makassar
yang menjadi pusat kegiatan sosial seperti upacara, olah raga, perayaan budaya, pusat
rekreasi yang gratis dan lokasi pedagang kaki lima, tempat penjual obat keliling, dan
berbagai aktivitas warga masyarakat kota ini yang dapat dimanfaatkan setiap saat secara
cuma-cuma (tidak berbayar), dan Lapangan Karebosi dikategorikan sebagai situs
bersejarah. Selain itu, roda perputaran ekonomi bagi rakyat kecil, sudah beralih kepada
pengusaha menengah yang mengelola usaha perdagangan didalam perut Karebosi (mall
bawah tanah) dan diatas Lapangan Karebosi. Sejak revitalisasi Lapangan Karebosi, terjadi
komersialisasi terhadap Lapangan Karebosi. Komersialisasi lahan Karebosi selama ini
dianggap tidak tepat, karena persepsi masyarakat menganggap bahwa Karebosi itu adalah
tempat bersejarah sekaligus ruang publik untuk masyarakat Kota Makassar. Metode yang
digunakan adalah pendekatan kualitatif naturalistic.
Hasil penelitian menunjukan Lapangan Karebosi yang dulu murni untuk
kepentingan publik dan berfungsi sebagai ruang public untuk masyarakat luas tanpa ada
perbedaan status social dan ekonomi baik kalangan bawah, menengah, dan kalangan atas.
Berbanding terbalik dengan Lapangan Karebosi yang sekarang, Lapangan Karebosi yang
sekarang tidak bisa dikatakan sebagai ruang public yang terbuka untuk semua kalangan,
hal ini terlihat dari berkurangnya beberapa fungsi social yang ada di Lapangan Karebosi,
dan tidak optimal dalam mengambang fungsinya sebagai ruang public Kota Makassar.
Ini searah dengan apa yang di kemukakan (HABERMAS. dalam bukunya The
Structural Transformation of the Public Sphere: an Inquiry into a Category of Bourgeois
Society (1989). mengenai perubahan struktural ruang publik di zaman modern yang
ditandai oleh bangkitnya kapitalisme, industri kebudayaan, dan makin kuatnya posisi
organisasi-organisasi yang bergerak dalam bidang ekonomi serta kelompok bisnis besar
dalam kehidupan publik