Abstract:
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis apakah
pengendalian biaya produksi seperti biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, biaya
overhead pabrik yang dikeluarkan perusahaan dalam proses produksi kapal telah efisien.
Hasil penelitian menunjukan bahwa PT. Industri Kapal Indonesia (Persero) Makassar
dalam memperhitungkan biaya produksi yang dianggarkan masih belum tepat sehingga
didalam hasil analisis ditemukan bahwa realisasi biaya produksi lebih besar dari biaya
produksi yang dianggarkan menyebabkan selisih yang tidak mengguntungkan sebesar Rp.
2.257.989.753.928 sehingga perusahaan bekerja tidak efektif dan efisien.Terjadinya selisih
yang tidak mengguntungkan tersebut disebabkan karena kurangnya pengawasan terhadap
bagian produksi. Terjadinya selisih bahan baku sebesar Rp 2.257.815.863.328 disebabkan
karena adanya perubahan pemakaian bahan baku yang lebih besar dari pada biaya bahan
baku yang dianggarkan. Terjadinya selisih biaya tenaga kerja langsung yang menguntungkan
sebesar Rp. 277.291.464 hal ini disebabkan karena realisasi tarif biaya tenaga kerja
langsung lebih rendah dari tarif standar yang telah ditentukan oleh perusahaan. Selisih yang
mengguntungkan ini merupakan bagian personalia PT Industri Kapal Indonesia (Persero)
Makassar yang bekerja efektif dan efisien.Terjadinya selisih biaya overhead pabrik yang
tidak mengguntungkan sebesar Rp. 451.182.064 disebabkan karena biaya sesungguhnya
yang terjadi melebihi biaya standar. Selain dari itu hal ini juga terjadi karena jam tenaga
kerja sesungguhnya lebih besar dari pada jam kerja yang sudah ditentukan oleh perusahaan.
Selisih yang tidak mengguntungkan tersebut merupakan tanggung jawab bagian produksi.
Kemudian dari hasil presentase pengukuran efisiensi pengendalian biaya produksi antara
anggaran dan realisasi biaya produksi kapal Ro Ro 750 GRT adalah 109% masuk pada
kriteria tidak efisien. Hal ini jelas bahwa pengendalian biaya produksi pada PT
Industri Kapal Indonesia (Persero) Makassar belum efisien.