Abstract:
Budidaya kentang selama ini dikembangkan di dataran tinggi (>1000 m Dpl), karena kentang berproduksi tinggi jika ditanam pada dataran tinggi dengan suhu 17-20 ºC. Namun, di dataran tinggi terkendala masalah terbatasnya areal dan biaya produksi tinggi. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai Juli 2022 di desa loka, Balai Benih Hortikultura, Kecamatan Ulu Ere, Kabupaten Bantaeng sebagai sentra pengembangan kentang di Sulawesi Selatan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh jenis bioetanol dan konsentrasi ekstrak daun gamal terhadap pertumbuhan dan hasil kentang, serta interaksi antara jenis bioetanol dengan konsentrasi ekstrak daun gamal terhadap pertumbuhan dan hasil kentang. Penelitian dilakukan dalam bentuk percobaan yang disusun menggunakan Rancangan Petak Terpisah (RPT). Petak utama adalah penggunaan Ekstrak Daun Gamal dan tanpa perlakuan dengan ekstrak daun gamal. Ekstrak daun gamal yang terdiri dari 3 taraf perlakuan yaitu 0 ml/l air, 200 ml/ l air, and 400 ml/ l air. Anak petak adalah penggunaan bioetanol dengan 4 taraf yaitu, tanpa perlakuan bioetanol, bioetanol dari eceng gondok, bioetanol dari kulit singkong, dan bioetanol dari kulit kentang. Hasil percobaan menunjukkan bahwa penggunaan bioetanol yater baik adalah bioetanol dari kulit kentang. Ekstrak daun gamal 400 ml/l air menghasilkan pengaruh yang terbaik terhadap pertumbuhan dan hasil kentang