dc.description.abstract |
Pengembangan permukiman Transmigrasi terus berlangsung hingga saat ini, sampai
tahun 2013 telah terbangun 1090 Unit perumahan dengan luas areal terbangun seluas ± 2.380
Ha. Kawasan Permukiman Transmigrasi terus bertambah dan akan terus berkembang yang
membutuhkan areal untuk mewadahi aktifitas tersebut. Disatu sisi telah terjadi perubahan
tutupan lahan hutan ke tutupan lahan non hutan khususnya kawasan hutan yang bersentuhan
langsung dengan kawasan permukiman transmigrasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji
dan menganalisis hubungan perkembangan kawasan permukiman transmirasi Mahalona dengan
laju deforestasi kawasan hutan lindung Malili, serta menganalisis arah pengembangan kawasan
permukiman transmigrasi Mahalona secara berkelanjutan. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Teknik analisis yang digunakan adalah Analisa
Regresi dan Korelasi untuk menyelesaiakan permasalahan pengaruh pengembangan kawasan
permukiman transmigrasi Mahalona terhadap laju deforestasi hutan lindung Malili dan Analisis
Diskriptif kuantitatif digunakan untuk menjawab arah pengembangan permukiman transmigrasi
Mahalon berkelanjutan. Hasil penelitian ini menunjukan faktor kondisi pasar komoditi Lada
untuk peningkatan pendapatan transmigran didukung kemudahan sistem pemasaran dalam
aktifitas ekonomi, tekanan penduduk yang tinggi membutuhkan lahan baru untuk aktifitas
hunian maupun lahan produksi, pembangunan sistem jaringan jalan untuk akses masyarakat,
penetapan lokasi transmigrasi yang besentuhan dengan kawasan hutan, serta penetapan kawasan
PT. Inco/Vale, berdampak terhadap pembukaan lahan baru sehingga berimplikasi terhadap laju
deforestasi kawasan hutan lindung. Sehingga, dibutuhkan arahan pengembangan kawasan
permukiman transmigrasi Mahalona secara komprehensif berbasis keberlanjutan yang didukung
dengan pemberdayaan birokrasi, Intervensi politik, dan penetapan zona penyangga |
en_US |