Abstract:
Prarancangan pabrik pembuatan selulosa asetat ini direncanakan
berproduksi dengan kapasitas 9.500 ton/tahun. Proses yang digunakan dalam
pembuatan adalah Solvent Process. Pada proses ini dihasilkan Selulosa Asetat
dengan tingkat kemurnian 96%. Pabrik direncanakan dibangun diatas lahan
20.605 m2
di daerah KIPA (Kawasan Industri Palopo) Kec. Telluwanua, Kota
Palopo, Sulawesi Selatan.
Uraian proses yang berlangsung pada proses pembuatan selulosa asetat
dengan menggunakan proses solvent process yaitu kulit buah kakao yang telah
dicacah dibawa ketahap ekstraksi. Pada proses ekstraksi ditambahkan larutan
NaOH bertujuan untuk melarutkan lignin didalam kulit buah kakao. Pulp hasil
ekstraksi dialirkan kedalam Rotary Washer I untuk dicuci. Selanjutnya dialirkan
menuju tangki bleaching untuk menghilangkan lignin yang tersisa dari proses
ekstraksi, dan ditambahkan larutan NaOCl. Lalu pulp dialirkan menuju Rotary
Washer II untuk dicuci dari NaOCl. Setelah itu dikeringkan menggunakan Rotary
Dryer dan pulp dibawa ke tangki Pencampur untuk aktivasi pulp menggunakan
asam asetat glasial. Pulp yang telah diaktivasi dibawa menuju reaktor asetilasi dan
ditambahkan reaktan asetat anhidrid. Juga selanjutnya ditambahkan katalis asam
sulfat. Produk asetilasi dihidrolisis dalam tangki hidrolizer, unit hidrolisis
bertujuan untuk mematangkan selulosa triasetat menjadi selulosa asetat. Setelah
itu alirkan menuju cooler untuk diturunkan suhunya, dan dialirkan menuju
centrifuge untuk memisahkan padatan selulosa asetat dari fase cairnya dan
dimasukkan ke Rotary Dryer II sebelum dialirkan menuju blow box untuk
diturunkan suhunya. Produk dari blow box dibawa dengan menggunakan bucket
elevator menuju Gudang penyimpanan.
Dari hasil utilitas yang didapatkan total kebutuhan listrik yaitu 152 kW,
total steam yang dibutuhkan 2.105,472 kg/jam, kebutuhan bahan bakar yaitu
116,682 ltr/jam dan total kebutuhan air yang diperlukan 151.248,068 kg/jam.
Ditinjau dari segi ekonomi, pabrik ini membutuhkan biaya produksi
sebesar Rp 847.928.793.362,-.dengan total penjualan sebesar Rp 1.108.887.500
Analisis ekonomi pabrik ini menunjukkan keuntungan sebelum pajak sebesar Rp
260.958.706.637 dan keuntungan setelah pajak sebesar Rp 52.191.741.327 .
Presentase ROI sebelum pajak sebesar 30,27% , dan ROI setelah pajak sebesar
24,21%. Nilai POT sebelum pajak adalah 2,29 tahun dan POT sesudah pajak
adalah 2,74 tahun. BEP sebesar 52,53 % dan SDP sebesar 20,48% kapasitas
produksi. DCF sebesar 26,07%. Berdasarkan data analisis ekonomi tersebut, maka
pabrik pembuatan selulosa asetat ini layak untuk dilanjutkan ketahap rancangan.