Abstract:
Gangguan ketajaman pendengaran atau ketulian adalah ketidakmampuan
secara parsial atau total untuk mendengarkan suara pada salah satu atau
kedua telinga. Gangguan pendengaran dapat dibagi berdasarkan jenis
ketulian yang meliputi tuli konduksi, tuli sensorineural dan tuli campuran.
Sensorineural Hearing Loss (SNHL) merupakan gangguan pada sistem
sensor yang letak masalahnya terdapat pada bagian dalam telinga
terutama pada koklea atau saraf dari telinga dalam menuju otak. Tipe tuli
ini biasanya bersifat permanen. Terapi medikamentosa dan operasi tidak
dapat menyembuhkan tuli sensorineural secara keseluruhan. Pemakaian
alat bantu dengar dapat membantu. Tujuan penelitian ini untuk
mengetahui faktor risiko tuli sensorineural seperti Hipertensi, Status gizi,
Riwayat merokok, Penggunaan obat ototoksik dan Paparan bising.
Penelitian ini dilakukan terhadap 52 penderita dengan perbandingan 1:1
pada kelompok kasus dan kontrol yang berobat di Poli THT-KL RSUD
Labuang Baji Makassar. Penelitian ini menggunakan metode analitik
observasional dengan desain penelitian Case Control menggunakan data
primer dengan cara mengukur Tekanan Darah menggunakan Tensimeter,
Berat Badan menggunakan Timbangan Berat Badan, Tinggi Badan
menggunakan Microtoise serta Wawancara menggunakan Kuesioner
untuk mengetahui riwayat merokok, penggunaan obat ototoksik dan
paparan bising pada penderita yang berobat di Poli THT-KL RSUD
Labuang Baji Makassar. Berdasarkan hasil analisis data univariat dan
bivariat menggunakan uji chi-square dengan memperhatikan P-Value dan
Odds Ratio (OR) pada setiap variabel. Hasil analisis statistik yaitu
Hipertensi (P-value 0,026), Status gizi (P-value 0,006), Riwayat merokok
(P-value 0,021), Penggunaan obat ototoksik (P-value 0,079) dan Paparan
bising (P-value 0,026). Kesimpulan penelitian mengenai Faktor-faktor
yang Ada Hubungan dengan Tuli Sensorineural pada Penderita yang
Berobat di Poli THT-KL RSUD Labuang Baji Makassar didapatkan
hubungan yang bermakna pada Hipertensi, Status gizi, Riwayat merokok
dan Paparan bising serta hubungan yang tidak bermakna pada
Penggunaan obat ototoksik terhadap penderita tuli sensorineural yang
berobat di Poli THT-KL RSUD Labuang Baji Makassar