TINGKAT MATURASI OOSIT SAPI BALI DENGAN SUPLEMENTASI GSH PADA MEDIA MATURASI

Show simple item record

dc.contributor.author PRATIWI, ARMITHA
dc.date.accessioned 2023-10-24T01:15:32Z
dc.date.available 2023-10-24T01:15:32Z
dc.date.issued 2023
dc.identifier.other 4519035015
dc.identifier.uri http://localhost:8080/xmlui/handle/123456789/7862
dc.description.abstract Proses maturasi oosit merupakan salah satu tahap penting dalam pelaksanaan in vitro maturation (IVM), yang selanjutnya digunakan dalam pelaksanaan in vitro fertilisasi (IVF). Proses maturasi oosit secara in Vitro sangat ditentukan oleh jenis suplemen, kualitas oosit dan media maturasi yang digunakan. Maturasi oosit dapat menyebabkab reactive oxygen species (ROS) seperti radikal bebas. Radikal bebas merupakan kelompok molekul kimia yang tidak stabil yang dapat menyebabkan kerusakan sel, sehingga dibutuhkan suatu bahan antioksidan yaitu Glutatione (GSH) dalam media maturasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat maturasi oosit sapi Bali dengan suplementasi GSH pada media maturasi. Penelitian dilaksanakan bulan Maret-Mei 2023, menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) yang terdiri dari 4 perlakuan penambahan glutathion sulfihidryl (GSH) pada media adaptasi yaitu P0 (kontrol), P1 (0,5mM), P2 (1mM), P3 (1,5mM) dengan 6 kali ulangan. Parameter penelitian adalah Tingkat maturasi, meliputi fase, fase germinal vesicle (GV), fase germinal vesicle breaking down (GVBD), fase metaphase I (M-I) dan fase metaphase II (M-II). Data dianalisis menggunakan ANOVA dibantu program software SPSS v16, jika terdapat perbedaan nyata, maka dilanjutkan dengan uji Duncan. Hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh penambahan GSH terhadap oosit metaphase II (M-II) P0, P1, P2, dan P3 berturut-turut 61,22a , 69,30ab , 75,56b , dan 79,01b (P<.05). Persentase oosit yang matang M II pada perlakuan GSH nyata lebih tinggi (P<0,05) dibanding kontrol. Glutathione bekerja dengan cara mencegah terbentuknya radikal bebas baru dan mengubah radikal bebas yang sudah ada menjadi bentuk molekul yang lebih stabil dan kurang berbahaya. Adapun pada fase germinal vesicle (GV) (P0, P1, P2 dan P3 berturut-turut 8,27a , 2,50a , 1,11a , 2,71a ), Oosit yang GVBD (P0, P1, P2, dan P3 berturut-turut 7,68a , 9,72a , 7,26a , 7,80a ) dan Oosit metaphase I (M-I) (P0, P1, P2, dan P3 berturutturut 20,45a , 18,47a , 16,07a , 8,10a ) tidak menunjukkan pengaruh (P>.05). Disimpulkan bahwa suplementasi antioksidan GSH pada media maturasi degan konsetrasi 1,5 mM menunjukkan hasil yang terbaik yaitu oosit yang matang sebesar 79,01%. en_US
dc.publisher UNIVERSITAS BOSOWA en_US
dc.subject Tingkat kematangan en_US
dc.subject Oosit en_US
dc.subject Sapi Bali en_US
dc.subject Antioksidan en_US
dc.title TINGKAT MATURASI OOSIT SAPI BALI DENGAN SUPLEMENTASI GSH PADA MEDIA MATURASI en_US
dc.type Thesis en_US


Files in this item

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record

Search DSpace


Advanced Search

Browse

My Account