Abstract:
Dalam transportasi darat yang dapat mengangkut muatan yang paling banyak dan
besar yaitu kereta api dan pemakaian energi yang lebih hemat, ramah lingkungan dan
keselamatan yang tinggi. Hal tersebut dapat tercapai apabila didukung dengan
perawatan dan pemeliharaan yang baik. Tanah memiliki spesifikasi yang berbeda dari
setiap jenisnya, sehingga memerlukan penanganan yang berbeda baik secara
mekanis dan kimia. Jalur kereta api Makassar-Parepare adalah jalur pertama yang
dibangun di Sulawesi sepanjang kurang lebih 110 kilometer ini merupakan tahap
pertama dari pembangunan jalur kereta api Trans Sulawesi, sarana kereta api di
Sulawesi memiliki berat gerbong kosong 57ton, berat gandar 25ton, berat bantalan
beton 300kg perbuah dan berat rel R. 60 sebesar 1,5 ton per 25 meter. Pembangunan
jalur kereta api dilakukan diatas permukaan tanah dasar yang harus dilakukan
perbaikan atau pemadatan agar pembangunan jalur kereta api menjadi bangunan
yang kokoh. Untuk itu peninjauan penelitian ini bertujuan untuk menganalisa dan
mengetahui metode Pelaksanaan perbaikan tanah di lokasi pembangunan jalur kereta
api Makassar-Parepare. Adapun pokok bahasan pada penelitian ini adalah
pengumpulan data-data yang mendukung metode perbaikan tanah di lokasi
pembangunan jalur kereta api Makassar-Parepare, dan Metode apa saja yang
dilakukan untuk memperbaiki tanah dasar pembangunan jalur kereta api MakassarParepare. Untuk menghindari penyimpangan pembahasan dari masalah maka
diperlukan pembatasan masalah yaitu Pengumpulan data-data yang mendukung
metode perbaikan tanah dengan metode geoteknik, crucuk dolken, dan lime stone
dilokasi pembangunan jalur kereta api Makassar-Parepare, dan Membuat alur metode
dan mengumpulkan hasil data berdasarkan metode DCP di lokasi pembangunan jalur
kereta api Makassar-Parepare. Penelitian ini dilakukan di lokasi jalur KA lintas
Makassar-Pare pare pada Km. 54+850 s.d 56+500 tepatnya berada di desa
Paccerakeng, Kecamatan Labakkang Kabupaten Pangkejene dan Kepulauan. Data
primer pada penelitian ini meliputi metode pelaksanaan perbaikan dilapangan yang di
amati langsung pada saat pelaksanaan pekerjaan. Adapun data sekunder adalah data
yang diambil melalui perantara atau pihak yang telah mengumpulkan data tersebut
sebelumnya berupa Data DCP yang diperoleh dari pihak kontraktor, pengujian DCP
dilaksanakan untuk tiap jarak 50 m, dan Shop Drawing yang terdiri dari gambar situasi,
potongan memanjang dan potongan melintang. Berdasarkan hasil pengujian DCP
pada jalur KA lintas Makasar-Pare pare di Km. 54+850 s.d 56+500 terdapat bebarapa
lokasi yang memiliki nilai CBR tanah dasar di bawah 6% , dengan kondisi terekstrem
berada pada Km. 54+850 s.d Km. 56+500 dengan kondisi eksisting berupa lahan
kolam ikan. Perbaikan tanah dasar pada jalur KA lintas Makasar-Pare pare di Km.
54+850 s.d 56+500 dibagi menjadi 3 jenis yaitu Penggantian tanah menggunakan sirtu
CBR 10% sedalam 1 m, Timbunan sirtu dibungkus geotextile setebal 1 m, Pancang
dolken dengan panjang 4 m dipasang dengan jarak 1 m.