Abstract:
Keahlian yang dimiliki pengrajin tembaga diperoleh secara otodidak dan merupakan keahlian
turun temurun, dimana tingkat pendidikan pengrajin tembaga beragam mulai dari Sekolah Dasar
sampai Perguruan Tinggi. Usaha kerajinan tembaga merupakan pekerjaan atau sumber penghasilan
utama sebagian masyarakat di Desa Kupa ini. Pengrajin memulai usaha pembuatan berbagai model
perhiasan dari material tembaga yang biasanya tidak digunakan lagi atau merupakan limbah yang
tidak mempunyai nilai ekonomis, dengan modal yang terbatas mereka hanya mampu membeli
tembaga bekas di pengumpul barang bekas, alat dan mesin bekas serta biasanya memanfaatkan
sebagian dari rumah untuk dijadikan ruangan produksi.
Urgensi masalah desa mitra adalah sistem produksi yang dilakukan pengrajin tembaga bersifat
job order/pesanan konsumen tetap, rendahnya tingkat inovatif dan penguasaan teknologi, pengelolaan
usahan berdasarkan manajemen kekeluargaan, kekurangan modal usaha, bertambahnya pesaing baru.
Solusi yang ditawarkan untuk mengatasi permasalahan pengrajin tembaga adalah memberikan
pendampingan dan pembinaan dalam proses produksi, memberikan pelatihan–pelatihan yang dapat
meningkatkan keterampilan, inovasi dan kemampuan tehnologi dengan bekerjasama dengan instansi
terkait.
Hasil dan luaran yang dicapai dalam pengabdian ini adalah peningkatan pendapatan melalui
peningkatan omzet pemesanan dan penjualan, menerapkan manajemen modern serta menggunakan
model pemasaran yang lebih luas, meningkatkan kemampuan inovasi, kemampuan penggunaan
tehnologi dan manajerial pengrajin, meningkatkan kemampuan dalam memgakses kebutuhan modal
pada lembaga-lembaga keuangan, dan memperluas jaringan pemasaran.