Abstract:
Potensi lahan perikanan budidaya air payau atau tambak di Kabupaten Pinrang mencapai 15.026 Ha dengan tingkat
pengelolaannya masih rendah. Permasalahan pengembangan budidaya udang pada lahan hasil konversi dari lahan persawahan
menjadi lahan pertambakan, sering disebut lahan marjinal, banyak terjadi diwilayah Kabupaten Pinrang khususnya
Kecamatan Cempa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi, sebaran dan luasan lahan tambak udang Vannamae
pada lahan tambak marjinal, meliputi aspek fisika kimia air dan tanah. agar menjadi dasar harapan kembali untuk dikelola
secara produktif dan berkelanjutan. Hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa tambak di Kecamatan
Cempa seluas 2.387Ha, pada dasarnya 1.105,11 Ha (46,30%) sesuai untuk areal pertambakan udang Vannamei dan 1.281,93
Ha (53,70%) tidak sesuai dengan lahan tambak vannamei atau sesuai untuk pertanian. Faktor pembatas utama lahan budidaya
untuk pengembangan udang Vannamaei di Kecamatan Cempa adalah parameter salinitas. saran untuk pengembangan
budidaya perlu pengaturan pola tebar dan pengefektivan saluran dan pompanisasi dalam hubungan dengan salinitas air yang
tinggi pada musim kemarau dan jarak sumber air yang jauh.