Abstract:
Ayam kampung merupakan ayam lokal Indonesia yang disebut juga
ayam buras (bukan ras). Penyebarannya sangat luas karena populasi
ayam buras di jumpai di seluruh pelosok negeri tetapi total populasinya
rendah. Peran pemerintah dalam hal ini Badan Litbang Pertanian sudah
mengantisipasinya dengan pengadaan program pemuliaan yaitu
melakukan seleksi untuk menghasilkan ayam kampung unggul yang diberi
nama ayam Kampung Unggul Balitnak (KUB). Produktivitas ayam KUB
juga dipengaruhi oleh manajemen pemeliharaan yang baik. Manajemen
tersebut adalah manajemen pemberian pakan.
Bahan pakan yang dapat digunakan sebagai bahan pakan alternatif
adalah maggot dari (Hermetia illucens) yang memiliki kadar protein tinggi
dan mudah diproduksi (Rambet dkk., 2016). Salah satu pemanfaatan
limbah agroindustri adalah pembiakan larva lalat (maggot) sebagai pakan
ternak unggas yang mengandung protein yang cukup tinggi. Maggot
merupakan organisme yang berasal dari telur BSF yang dikenal sebagai
organisme pembusuk karena kebiasaannya mengkonsumsi bahan-bahan
organik.
Materi penelitian ini menggunakan DOC KUB sebanyak 96 ekor
dan dipelihara selama 60 hari pakan yang digunakan pada umur 1-30 hari
diberikan butiran BP-11, kemudian pada umur 31-60 hari menggunakan
pakan campuran dengan menambahkan larutan asam amino yang
berbasis maggot yang difermentasi. Adapun bahan yang digunakan untuk
fermentasi antara lain : maggot BSF, nanas, gula merah, air, EM-4.
Berdasarkan hasil pembahasan memperlihatkan bahwa, pemberian
larutan asam amino berbasis maggot BSF dengan konsentrasi yang
berbeda ke dalam pakan berpengaruh nyata (P<0,05) dapat
meningkatkan persentase bobot paha sedangkan pada persentase bobot
sayap tidak memberikan pengaruh yang nyata (P>0,05).